Oleh : Marzuki Usman *
1.
Latar
Belakang.
Salah
satu masalah di perkotaan di Indonresia adalah masalah kebersihan dan penghijauan. Dewasa ini semua masalah kebersihan dan
penghijauan dibebankan kepada pemerintah.
Partisipasi masyarakat hanyalah membayar pajak. Dan, masalah kebersihan dan
penghijauan seakan menjadi hal yang tidak serius dilakukan. Satu dan lain karena pemahaman masyarakat kita
akan kebersihan dan penghijauan masih sangat rendah. Perhatiannya lebih
terfokus kepada masalah penanggulangannya saja. Padahal untuk masyarakat yang
sebagian besar beragama Islam. Di agama Islam sering dikatakan bahwa “ Kebersihan adalah sebagian dari Iman”. Akan
tetapi sedihnya, ini hanya berhenti di perkataan saja dan tidak atau jarang
sekali dilakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari kita.
Kita banyak membahas masalah biaya
rumah sakit tetapi kita lupa bahwa bilamana lingkungan warga kita bersih, maka
kemungkinan kita terjangkit penyakit lebih
kecil pula. Sudah menjadi fakta bilamana lingkungan kita bersih dan higienis
maka penduduk di daerah tersebut relatif lebih sehat dari daerah yang kotor.
Membangun sekolah agar bisa gratis tetapi tidak membangun dengan benar yang
pada akhirnya menjadi biaya berkelanjutan dan membebani anggaran pemerintah
yang berakhir dengan sekolah jorok, kotor, roboh yang berbahaya bagi kesehatan
para murid.
2. Gerakan Partisipatif Kebersihan,
Penghijauan, dan Anti Banjir, Kota Metropolitan Jakarta
Sehubungan dengan terpilihnya Bapak sebagai “Gubernur
Kota Metropolitan Jakarta”, maka ada baiknya bila diberikan masukan atau ide
kepada Bapak sebagai berikut.
Idenya adalah menggerakkan masyarakat di wilayah
kota metropolitan Jakarta untuk melakukan kegiatan kerja gotong royong untuk
waktu yang rutin. Ini adalah untuk meningkatkan kesadaran rakyat akan
kebersihan dan akan berujung pada peningkatan kebahagian hidup rakyat.
Diharapkan nanti hal ini akan terwujud berkesinambungan. Artinya, bilamana Gubernur
berganti, program kebersihan dan penghijauan ini akan terus berjalan, dan akan menjadi
suatu peninggalan kepada generasi berikutnya.
3. Bagaimana Caranya
Dengan membuat sistem kebersihan dan penghijauan yang
melibatkan rakyat secara maksimal, maka di suatu kecamatan dilakukan
koordinasi. Dan di setiap kelurahannya untuk melakukan kegiatan membersihkan
fasum di daerahnya. Akibatnya dengan sendirinya lingkungan mereka akan terjaga
dan bersih. Ini dikerjakan dengan dana yang relative lebih murah. Setiap minggu,
yakni setiap hari Minggu diadakan kerja gotong royong di suatu kecamatan dengan
mengerahkan tenaga relawan dari penduduk setempat, pelajar dan mahasiswa dan
anggota TNI.
Misalnya gerakan ini dapat pula kita terapkan
dengan mengkeduk atau mengeruk kali-kali di DKI Jakarta yang tidak pernah
dikeruk. Sebagai mitra kerja untuk kegiatan ini kita dapat memanfaatkan,
keberadaan Lembaga Cemerlang Indonesia, suatu organisasi masyarakat atau civil,
yang peduli kepada lingkungan.
4. Pembiayaannya
Mengenai
masalah pendanaan kegiatan ini, disamping berdasarkan swadaya, maka kita dapat mengajukan proyek ini
ke perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, baik BUMN maupun perusahaan
swasta, yang beroperasi atau memiliki kantor di kota metropolitan Jakarta. Kita
memohon untuk dapat memanfaatkan dana CSR mereka guna membiayai proyek ini.
Sebagaimana
kita ketahui, bahwa dana CSR dari perusahaan-perusahaan tersebut biasanya
dilakukan sendiri-sendiri dan saling tidak berkoordinasi. Dengan sistem ini
kita dapat memaksimumkan hasil dari dana CSR tersebut tidak saling tumpang
tindih.
Dengan
sistem ini yang dibuat oleh Bapak Gubernur DKI Jakarta, maka penyaluran dana
CSR akan lebih terarah dan akan memperlihatkan hasil yang lebih baik. Sekaligus
nanti akan mengurangi penyelewengan. Sistem ini akan dipaparkan disetiap
kelurahan supaya dapat diketahui perusahaan apa yang telah menyumbang uang
CSRnya untuk kebersihan di kelurahan tersebut. Perusahaan juga dapat memantau
kemana dana CSRnya digunakan. Dan dalam hal ini, digunakan untuk membersihkan
lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.
Perlu
juga ditekankan bahwa warga juga dapat berpartisipasi dengan menyumbang makanan
dan minuman, dan sebagainya.
Jakarta, 01
November 2012
-----------
*Mantan Meneg Investasi / Menhut / Menparpostel RI
*Surat ini telah dikirim tgl.22 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar